Suara.com – Ratusan mahasiswa dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkumpul di aula Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Jawa Barat, saat mendengarkan kisah inspiratif dari Delly Fitriansyah. Pemuda asal Bandung ini memulai perjalanan bisnisnya di dunia fashion dengan merek clothing bernama Dobujack, yang ia rintis hanya dengan modal awal sebesar Rp 2,5 juta.
Tak disangka, Dobujack, yang menawarkan beragam produk fashion untuk pria, kini menjadi favorit di kalangan milenial. Dengan bangga, Delly mengungkapkan bahwa produknya kini telah menjangkau pasar internasional. Ia menjelaskan bahwa teknologi e-commerce telah berkontribusi besar dalam pertumbuhan bisnisnya yang pesat selama ini.
“Dulu, pasar offline sangat menjanjikan, tetapi saat pandemi Covid-19 melanda, omzet kami anjlok drastis. Dari situlah saya memutuskan untuk beralih ke Shopee. Alhamdulillah, penjualan kami melonjak hingga 80% dibandingkan dengan saat berjualan secara offline, karena kami bisa menjangkau lebih banyak pelanggan, bukan hanya di Bandung saja,” kata Delly saat menghadiri acara Bimbingan Teknis Pelaku Usaha di Bidang Perdagangan pada Jumat (29/11/2024).
Awalnya, Delly bercita-cita menjadi pemain sepak bola dan sempat bergabung dengan klub Persib Junior. Namun, perlahan-lahan, impian itu berubah menjadi keinginan untuk menjadi pengusaha clothing, terutama karena Bandung sangat mendukung industri fashion ini.
Baca Juga: UMKM Makin Tangguh, PaDi UMKM Jadi Andalan Tingkatkan Daya Saing
Ia pun mulai mempelajari seluk-beluk bisnis clothing secara bertahap. Terlebih lagi, masa pandemi memberikan banyak pelajaran, termasuk bahwa teknologi e-commerce mampu membawa mereknya lebih dikenal luas. Kini, berbagai produk seperti kaus, jaket, dan celana dari Dobujack telah menjadi pilihan banyak pria, tidak hanya di Bandung tetapi juga di luar kota.
Merek Dobujack, yang merupakan akronim dari ‘Doa Ibu Jadi Anak Cepat Kaya,’ telah membawa berkah tersendiri. Produk-produk mereka kini dapat dipesan oleh konsumen di negara-negara seperti Singapura dan Malaysia melalui Shopee.
“Saya tidak menyangka, ekspor ke luar negeri bisa semudah ini. Mengirim produk ke Singapura atau Malaysia hampir tidak berbeda dengan mengirimkan barang ke pelanggan di Jakarta atau Surabaya,” ungkap Delly, yang kini telah mempekerjakan 80 karyawan dan bekerja sama dengan 34 vendor konveksi di berbagai daerah di Jawa Barat.
Di acara yang sama, Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti, menyampaikan bahwa pelaku UMKM memiliki potensi besar untuk memperluas pasar mereka berkat kemajuan teknologi e-commerce. Tren belanja online kini telah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Roro menambahkan, penting bagi produk-produk UMKM untuk memasuki pasar internasional, terutama karena akses ekspor kini semakin mudah dengan adanya e-commerce.
Baca Juga: 70 Ribu UMKM Segera Bebas Utang Bank
“Jika kita dapat memahami tren di luar negeri, produk-produk UMKM lokal kita bisa disesuaikan dengan selera pasar internasional. Misalnya, produk batik jeans dari UMKM lokal. Dengan demikian, peluang untuk menembus pasar global akan semakin terbuka lebar,” jelas Roro.
Melalui Program Ekspor Shopee, lebih dari 26 juta produk UMKM telah berhasil memperluas pasar mereka ke berbagai negara, termasuk di Asia Timur, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Daniel Minardi, Direktur Kemitraan Bisnis Shopee Indonesia, menegaskan bahwa Shopee sebagai salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia selalu mendukung pelaku UMKM untuk menjangkau pasar ekspor.
“Kami percaya bahwa pelaku UMKM lokal dapat memaksimalkan potensi mereka melalui program-program kami untuk menjangkau lebih banyak konsumen, meningkatkan daya saing, dan berkontribusi pada ekonomi nasional,” tutup Daniel.