Jakarta, CNBC Indonesia – Media asal Rusia, RT, baru-baru ini mengangkat perhatian terhadap Indonesia sehubungan dengan pembunuhan jenderal nuklir yang berada di bawah pemerintahan Presiden Vladimir Putin, Igor Kirillov. Letnan Jenderal yang menjabat sebagai Kepala Pasukan Pertahanan Radiologi, Kimia, dan Biologi tersebut, tewas dalam sebuah ledakan yang terjadi di Moskow pada hari Selasa lalu, bersama dengan ajudannya.
Kasus ini berkaitan dengan tuduhan yang dilayangkan Kirillov terhadap Amerika Serikat (AS), di mana Washington dituduh melakukan penelitian biologi rahasia di balik layar bantuan kemanusiaan dan kerja sama militer dengan sejumlah negara. Dinas Keamanan Ukraina (SBU) dilaporkan mengaku bertanggung jawab atas kematian Kirillov.
“Pembunuhan Letnan Jenderal Rusia Igor Kirillov, yang memimpin Pasukan Pertahanan Radiologi, Kimia, dan Biologi, telah memicu perhatian baru terhadap penyelidikannya mengenai program penelitian biologi rahasia AS, termasuk dugaan kegiatan di Indonesia,” ungkap laman tersebut, mengutip dari media lokal di Indonesia pada Jumat (20/12/2024).
“Sepanjang karirnya, Kirillov sering menyoroti dugaan adanya laboratorium biologi AS yang beroperasi secara global, dengan perhatian khusus pada Ukraina, namun juga menyoroti fasilitas di Asia Tenggara, termasuk laboratorium NAMRU-2 milik Angkatan Laut AS yang kini sudah ditutup di Jakarta,” tambahnya.
“Dalam laporannya pada tahun 2022, ia mengklaim bahwa laboratorium tersebut melakukan penelitian biologi tanpa izin hingga ditutup pada tahun 2010 setelah Kementerian Kesehatan Indonesia menyatakan bahwa keberadaannya merupakan ‘ancaman terhadap kedaulatan nasional’,” lanjutnya.
Media itu juga mengungkap bahwa pengungkapan oleh Kirillov telah memicu kembali tuntutan untuk meninjau NAMRU-2. Dikatakan bahwa beberapa media terkemuka menerbitkan laporan investigasi yang menunjukkan bahwa personel militer AS masih melanjutkan penelitian biologi rahasia meskipun laboratorium tersebut sudah ditutup.
Selain itu, laporan dari tahun 2016 mencatat adanya aktivitas di atas kapal rumah sakit USNS Mercy di Indonesia, yang melakukan operasi pada 23 pasien tanpa izin. Terungkap juga bahwa personel militer AS dituduh mengekspor sampel darah secara ilegal serta mengangkut anjing gila dari Padang, Sumatera Barat, ke daerah yang endemis rabies tanpa otorisasi.
Lebih lanjut, laman tersebut menyebutkan bahwa pejabat kesehatan setempat melaporkan bahwa tim dari AS mencari sampel virus demam berdarah dari nyamuk lokal, yang diduga melanggar peraturan yang berlaku di Indonesia.
“Mantan Menteri Kesehatan Indonesia, Siti Fadilah Supari, yang memimpin upaya penutupan NAMRU-2, sebelumnya menggambarkan operasi laboratorium selama bertahun-tahun itu sebagai ‘tidak efektif’ dan berpotensi berbahaya,” kata RT.
“Dalam wawancara tahun 2022 dengan Kepala Biro RT Indonesia, Denis Bolotsky, ia mencatat bahwa meskipun dinyatakan fokus pada penelitian malaria dan tuberkulosis, kontribusi NAMRU-2 tidak signifikan,” tulis RT.
“Tindakan Supari dilaporkan menimbulkan ketegangan dengan Washington. Kabel diplomatik AS yang bocor, yang dipublikasikan oleh WikiLeaks pada tahun 2010, mengungkapkan beberapa pertemuan tingkat tinggi di mana pejabat AS membahas strategi untuk ‘mengelola’ Supari dan menekannya agar mengizinkan laboratorium melanjutkan operasinya,” tutup laman tersebut.
(sef/sef)
Artikel Selanjutnya
Video: Jenderal Rusia & Asistennya Tewas Dibunuh.