Jakarta – Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS, Sukamta, menilai keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk membekukan semua bantuan luar negeri di seluruh dunia dapat memengaruhi berbagai program pembangunan di Indonesia. Meskipun demikian, Sukamta menekankan bahwa dampak tersebut tidak akan terlalu signifikan.
“Penghentian bantuan dari USAID dapat berdampak pada sejumlah program pembangunan di Indonesia, seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Namun, saya rasa dampaknya tidak akan terlalu besar karena Indonesia tidak sepenuhnya bergantung pada Amerika Serikat,” ujar Sukamta kepada wartawan pada Minggu, 26 Januari 2025.
Seperti yang telah diketahui, AS telah membekukan bantuan luar negeri, termasuk dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) untuk berbagai program di seluruh dunia. Sukamta menambahkan bahwa Indonesia juga menerima bantuan dari AS, termasuk melalui USAID.
“Bantuan dari Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia dilakukan melalui berbagai lembaga, salah satunya adalah USAID (United States Agency for International Development). Sejak Maret 2020, USAID telah berkomitmen memberikan dana lebih dari 65 juta dolar AS untuk pengujian, pelacakan kontak, komunikasi risiko, dan perawatan pasien COVID-19,” jelasnya.
Sukamta merincikan bantuan AS kepada Indonesia sebagai berikut:
Bantuan Kesehatan: USAID telah memberikan bantuan senilai 30 juta dolar AS untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi nasional, serta penyediaan peralatan dan pasokan medis.
Bantuan Ekonomi
AS juga memberikan dukungan ekonomi melalui lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia dan ADB.
Bantuan Kemanusiaan
USAID juga memberikan bantuan kemanusiaan untuk mendukung korban bencana alam dan konflik yang terjadi di Indonesia.
Namun, Sukamta juga menyatakan bahwa kebijakan Trump bisa membuka peluang bagi Indonesia untuk menjalin kerja sama alternatif dengan negara lain. Misalnya, ia menyebutkan kemungkinan kerja sama dengan negara-negara ASEAN atau Uni Eropa.
“Di sisi lain, kebijakan Trump dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk mencari alternatif kerja sama dengan negara lain, seperti Tiongkok, Uni Eropa, atau negara-negara ASEAN lainnya,” tuturnya.
AS Hentikan Bantuan ke Luar Negeri
Departemen Luar Negeri AS telah memutuskan untuk membekukan hampir semua bantuan luar negeri di seluruh dunia. Keputusan ini diambil setelah Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS melalui perintah eksekutif.
Menurut laporan CNN pada Sabtu, 25 Januari, Menteri Luar Negeri Marco Rubio telah mengirim telegram kepada semua pos diplomatik AS pada hari Jumat yang menjelaskan langkah tersebut. Telegram itu memperingatkan tentang potensi pendanaan miliaran dolar dari Departemen Luar Negeri dan USAID untuk berbagai program di seluruh dunia.
Bantuan luar negeri selama ini menjadi sasaran kritik dari Partai Republik di Kongres serta pejabat pemerintahan Trump, namun dana tersebut hanya mencakup sebagian kecil dari total anggaran AS. Cakupan perintah eksekutif dan telegram yang menyusul telah membuat banyak pejabat kemanusiaan terkejut.
(whn/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu