TEMPO.CO, Jakarta – Elbit Systems UK baru saja kehilangan kontrak senjata terbesar mereka, yang bernilai lebih dari £2,1 miliar, setelah Kementerian Pertahanan Inggris memutuskan untuk menghentikan program drone Watchkeeper yang dikelola oleh anak perusahaan mereka, UAV Tactical Systems (U-TacS).
Elbit, yang dikenal sebagai perusahaan senjata terbesar di Israel, telah menginvestasikan lebih dari dua dekade dalam pengembangan program Watchkeeper, bekerja sama dengan mitra mereka, Thales.
Drone Watchkeeper, yang didesain berdasarkan model Hermes buatan Elbit yang digunakan oleh militer Israel, sebelumnya direncanakan akan beroperasi hingga tahun 2042. Namun, Kementerian Pertahanan Inggris menganggap pembatalan ini sebagai langkah untuk menghindari penggunaan teknologi yang sudah usang, walaupun drone tersebut baru beroperasi selama enam tahun.
Drone ini dirancang khusus untuk Kementerian Pertahanan Inggris (MOD), dan didasarkan pada model Hermes yang juga digunakan oleh angkatan bersenjata Israel. Hermes 450 sering kali digunakan dalam operasi serangan dan pengawasan terhadap warga Palestina, serta dipromosikan sebagai teknologi yang telah ‘teruji di medan perang’.
Model drone ini telah dikaitkan dengan pelanggaran hak asasi manusia, baik yang terjadi di masa lalu maupun yang masih berlangsung di Gaza. Mengingat kesamaan komponen antara Watchkeeper dan Hermes, U-TacS juga terlibat dalam penyediaan suku cadang senjata ke Israel.
Pembatalan kontrak ini muncul di tengah tekanan besar yang dihadapi Elbit Systems dari kelompok aktivis Palestine Action, yang telah melakukan aksi protes langsung di fasilitas U-TacS di Inggris sejak tahun 2021. Salah satu insiden yang menonjol adalah ketika empat aktivis menyerbu dan menduduki pabrik, bertahan di atap selama enam hari.
Sejak Oktober 2023, aksi protes terhadap pabrik senjata Israel ini semakin intensif, termasuk blokade kendaraan, perusakan fasilitas, dan pendudukan lokasi. Salah satu aksi terbaru melibatkan truk yang menabrak gedung serta penggunaan alat pemadam api yang diisi cat untuk merusak drone di dalam pabrik, yang mengakibatkan penundaan produksi selama beberapa minggu.
Kehilangan kontrak ini menjadi tamparan berat bagi Elbit Systems UK, yang sebelumnya juga mengalami kerugian dengan kehilangan dua kontrak senilai £280 juta pada tahun 2022. Aktivis dari Palestine Action mengklaim bahwa aksi mereka yang dilakukan secara langsung terbukti efektif dalam mengganggu operasi perusahaan.
“Kehilangan kontrak terbesar oleh Elbit menandakan awal dari berakhirnya kehadiran produsen senjata Israel di negara ini. Aksi langsung yang dilakukan oleh ratusan aktivis secara konsisten mengganggu operasi Elbit Systems, mengakibatkan penundaan besar dalam produksi serta kerusakan pada peralatan militer. Tidak diragukan lagi, aksi langsung ini efektif, dan saat ini lebih penting dari sebelumnya untuk menerapkan strategi yang tepat melawan mesin perang Israel,” ujar mereka dalam pernyataan resmi mereka, Palestineaction, pada hari Minggu, 24 November 2024.